BEM FASTIKOM UNSIQ Cetak Sejarah, Lolos Pendanaan PPK Ormawa 2025

Wonosobo — Kabar membanggakan datang dari Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer (BEM FASTIKOM) resmi menorehkan sejarah baru dengan berhasil lolos pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025.
Hal ini tertuang dalam surat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 2019/B2/DT.01.01/2025, yang diterbitkan awal Juli ini. Keputusan tersebut sekaligus menegaskan kepercayaan pemerintah terhadap kapasitas mahasiswa UNSIQ dalam mengembangkan gagasan yang berdampak langsung pada masyarakat.
Ketua BEM FASTIKOM, Ilham Ariawan Al Ashar, menyebut capaian ini bukan hanya soal lolos proposal, tetapi menjadi bukti bahwa mahasiswa FASTIKOM mampu membawa nama kampus ke tengah masyarakat.
> “BEM saat ini bukan sekadar organisasi mahasiswa yang hidup di dalam tembok kampus. Kami ingin membuktikan bahwa mahasiswa punya peran nyata di masyarakat. PPK Ormawa adalah salah satu jalannya,” kata Ilham saat ditemui di Kampus 2 UNSIQ, Senin (7/7).
Prestasi ini terasa istimewa karena menjadi kali pertama BEM FASTIKOM berhasil meraih pendanaan program berskala nasional tersebut. Dalam pelaksanaannya, program yang digagas bertajuk “ Smart Farming Berbasis Aeroponik dan Deteksi Kesuburan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Petani Kentang di Kejajar.”
Ketua pelaksana program, Gusti Ilman Prayoga, menjelaskan bahwa gagasan ini lahir dari keprihatinan akan tantangan pertanian kentang di dataran tinggi Wonosobo. Desa Surengede, Kecamatan Kejajar, dipilih sebagai lokasi kegiatan karena potensi kentangnya yang besar namun belum optimal.
> “Ini langkah awal bahwa ormawa punya dampak. Bukan sekadar proposal dan laporan, tapi benar-benar turun ke lapangan. Kami ingin menciptakan ekosistem teknologi, membangun pertanian modern yang praktis diterapkan petani,” jelas Gusti.
Melalui teknologi Internet of Things (IoT), para mahasiswa FASTIKOM akan membantu petani memantau kesuburan tanah, mempraktikkan pola tanam aeroponik, hingga membuat sistem penyemprotan otomatis. Harapannya, metode ini mampu meningkatkan kualitas bibit kentang, menjaga produktivitas, sekaligus mengenalkan teknologi tepat guna ke masyarakat desa.
Dengan lolosnya pendanaan ini, BEM FASTIKOM menegaskan komitmennya untuk menjadi jembatan ilmu di kampus dan praktik nyata di masyarakat. Di saat yang sama, capaian ini diharapkan menjadi pemantik semangat bagi mahasiswa UNSIQ lainnya untuk terus berkarya dan berkontribusi.

