Kegiatan Mahasiswa

Puncak Rangkaian Parade PAI 2021, Sajikan Acara “Sinau Bareng Mas Sabrang”

Wonosobo - Rangkaian acara Parade PAI 2021 telah selesai diselenggarakan. Berakhirnya acara ini ditandai dengan berlangsungnya acara Pentas Seni dan Malam Puncak Parade PAI yang diselenggarakan di GOR Poedjihardjo Kampus II Unsiq, Rabu (22/12/2021)

Malam penutupan tersebut juga menghadirkan Sabrang Mowo Damar Panuluh yang merupakan vokalis Band Letto dikemas dalam acara “Sinau Bareng Mas Sabrang”. Malam puncak juga sekaligus menjadi malam awarding yang sangat ditunggu-tunggu oleh para peserta Parade PAI tahun ini.

Dengan mengusung tema “Religiusitas Pedagogis Dalam Prespektif Dialektis Transformatif” Parade PAI 2021 sukses menggelar lomba debat, murotal, pidato, kaligrafi, futsal, video Profil PAI Unsiq dan lomba Artikel.

Ketua HMPS PAI Kevin Arifianto mengucapkan banyak terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu rangkaian acara Parade PAI tahun ini bisa berjalan sukses dan lancar. Dengan mengusung tema tersebut, diharapkan seluruh mahasiswa PAI dapat benar-benar mentransformasikan dialektika kehidupan, peradaban dan pendidikan.

Wakil Rektor III, Dr. H. Ir. Heri Hermanto., M.T dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Dunia digital dan informasi menjadi tantangan yang besar bagi dunia pendidikan. Sebab proses digitalisasi, semua bisa dijalankan dengan sistem.

“Artinya peran manusia sebagai eksekusi mulai berkurang dengan adanya teknologi. Hal ini menjadi tantangan di dunia pendidikan juga, bisa jadi kedepan peran guru dapat tergantikan dengan mesin. Bisa dirasakan sekarang tanpa guru sekarang bisa belajar melalui internet, bahkan bukan hanya teori saja bisa praktek dll.” tutur beliau.

Sejalan dengan itu, Gus Sabrang dalam pemaparannya menyampaikan perihal pendidikan, Guru dan Perkembangan zaman serta membahas mengenai Religiusitas Pedagogis Dalam Prespektif Dialektis Transformatif.

“Kenapa pendidikan pedagogi dibuat ..? Sebab Pedagogi (belajar sendiri) murid akan lebih pandai dari gurunya. Kemampuan pedagogi bisa membuat transformatif. “ tegasnya.

Pendidikan seharusnya membebaskan manusia, mau menjadi peran apa untuk dia bisa produktif dan bebas berkreasi. Pendidikan seharusnya membuat Manusia menjadi bebas memilih peran apa di sociaty untuk lebih produktif.

Menurutnya, Ilmu itu seperti air, dan air diambil harus dari sumbernya. Sekolah diibaratkan sebagai sumber air. Dengan hadirnya Internet menjadikan seperti hujan deras, jadi kita harus menyediakan ember untuk menampung semuanya. Ilmu bisa diambil dimana-mana itu menjadi tantangan guru untuk muridnya agar mempunyai kemampuan pedagogi.

Penulis : Sofyan

HMPS PAI